Umroh

Umroh
Lagi santai di depan Ka'bah

Asmaul Husna

Jay, Elisa dan Michael

Jay, Elisa dan Michael
Melbourn Deakin University

Wisuda S2 UGM Jogja 2009

Wisuda S2 UGM Jogja 2009

di Singapore 6 Januari 2009

di Singapore 6 Januari 2009

Followers

Berita

Lagu Ayat-Ayat Cinta

Minggu, Desember 20, 2009

Kunci Kemajuan Umat Islam Terapkan Sistem Pendidikan Integratif

Disadari atau tidak, kaum Muslim tengah berada dalam kondisi tertinggal dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan kualitas sistem pendidikan kita masih rendah dibandang sistem pendidikan Barat. Padahal, sistem pendidikan merupakan kunci kebangkitan umat Islam.

Apa dan bagaimana sistem pendidikan integratif itu? Berikut perbincangan Reporter CMM David K. Alka dengan Ketua Yayaysan Dakwah Islamiyah Malaysia (YADIM) dan Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Dakwah Malaysia-Indonesia (YADMI) Datuk Nakhaie bin Ahmad:
Bagaimana menerapkan pola pikir Islam pada siswa dan murid-murid, karena adanya dikotomi keilmuan dan juga bagaimana pola pikir Islam bisa tumbuh di universitas umum?
Kita katakan bahwa kita tidak boleh apologi menganggap kita hebat tapi sebatas bicara. Kita perlu siap dalam berbagai aspek kalau mau maju, inilah kata kuncinya. Kita memiliki masalah tersendiri karena sekian lama kita dihadapkan pada pemisahan dalam hal keilmuan. Namun jika kita berusaha terus mengatasinya, maka akan dapat teratasi persoalan itu, tentu butuh waktu lama. Kita harus mengembangkan pendidikan integratif di mana pengkajian syariat dan sains dalam satu atap.
Apa yang dimaksud pendidikan integratif itu?
Integratif berarti harus ada kesatuan antara ilmu kauniyyat dengan syariat, seperti mengkaji shalat juga harus dibuktikan dengan pembuktian kajian empiris terhadap warisan nyata ilmu akan hal itu bukan atas kabar lisan saja. Shalat bisa dikaji secara syari’at juga ilmiah, tak sebatas dalam hal pencerahan ruhani saja tapi juga bisa dikaji secara ilmiah secara kedokteran, misalnya. Gerakan shalat misalnya ada yang mengkajinya secara saintifik. Namun sayangnya kita memang terlanjur menerima dikotomi kedua ilmu itu.
Bagaimana dampak pengkajian yang integratif itu terhadap pembentukan karakter individu?
Penemuan-penemuan sains semakin dalam akan menjadi spiritual dan juga sebaliknya. Dulu orang bilang IQ paling unggul, namun kini tidak demikian. Ia dianggap hanya menyumbang 10 persen dalam kecerdasan, dimana sisanya didominasi oleh SQ dan EQ. Persoalan kita dalam pendidikan memang akut. Jika kita diam saja terhadap dikotomi keilmuan yang kita alami maka keadaan kita tak banyak membantu bagi kemajuan.
Bagaimana negara-negara yang mayoritas penganut Sunni bisa maju tanpa mendewakannya?
Dunia Islam kini sama saja, dalam kemunduran secara keseluruhan. Iran pun belum bisa dibilang maju. Padahal sampai hari ini ilmuwan Barat masih merujuk pada Ibnu Khaldun. Sayangnya jika orang Islamnya mengatakan hal itu dianggap biasa, sementara Barat yang mengambilnya dianggap sebagai hal baru.
Sikap bagaimana diberikan para intelektual Muslim untuk mengatasi kemunduran umat Islam?
Kekalahan dan kekecewaan dalam jiwa dan pemikiran, turut diberikan oleh golongan yang berpikiran bahwa kemajuan dan peradaban umat Islam tidak mungkin dikembalikan melalui jalan-jalan Islam atau kembali kepada petunjuk al-Quran dan Sunnah. Jalan yang akan membebaskan umat daripada belenggu kemunduran dan kekalahan ialah dengan mengikuti Barat sepenuhnya. Modernisasi yang bermakna pembaratan menjadi keyakinan golongan ini di dalam usaha untuk membebaskan dunia Islam daripada kemunduran dan kekalahan.
Apakah sikap seperti itu berarti kaum Muslim kekurangan orang-orang yang masih mempunyai jati diri?
Dunia Islam bangkit dengan cara masing-masing dalam gerakan kemerdekaan untuk membebaskan bumi Islam dari pada penaklukan penjajah. Di Libya muncul kerakan al-Sanusiah yang dipinpin oleh Omar al-Mukhtar untuk membebaskan bumi Libya dari penaklukan Italy. Di Algeria gerakan pembaruan berjaya menanam semangat juang dan bangun menentang penjajah Prancis dan akhirnya berjaya membebaskan bumi sejuta sahid itu dari pada cengkraman asing.
Apa kelemahan negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim dalam membangun tradisi keilmuan yang integratif?
Kelemahan Negara-negara Islam dalam membangun tradisi keilmuan yang integratif yang menopang langkah membangun dan membina peradaban baru, di antaranya bertumpu pada kerenggangan antara pemerintah dan para ilmuwan. Konflik kedua kelompok ini dan hubungan antara keduanya yang senantiasa mencurigai. Banyak mengabaikan sumber daya, terutama sumber daya manusia yang terampil dalam pembangunan sebuah Negara.
Bagaimana menyatukan wacana dzikr dan fikr, sementara sebagian kaum Muslim cenderung tak mementingkan keduniaan?
Kini kita tidak mempunyai sistem. Banyak orang pintar kita yang tidak bisa berbuat apa-apa di negeri sendiri tapi sangat menyumbang sains dan teknologi di Barat. Sebab kita tak punya sistem yang bisa menampung kita dalam bentuk sarana-prasarana. Perubahan baru bisa setelah adanya perubahan pemikiran.
Sumber daya manusia (SDM) yang perlu dikembangkan pada knowledge based. Dalam menghadapi Barat kita tak boleh apologia saja, tapi kita harus mengadu sistem yang kita punya dengan sistem mereka. Jika kita hanya bermodal retorika tanpa sistem maka kita akan terus kalah. Dalam hal ekonomi, misalnya, kita harus melawan mereka dengan sistem ekonomi yang kita punya. (cmm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalender Islam

Laman

Waktuku

Kalender-Ku


depan pusat pemerintah Malaysia Putra Jaya

di Bandara Hang Nadhim Batam

di Bandara Hang Nadhim Batam

Singapore

Singapore
di Kantin Madrasah Al-Irsyad Singapore

Sepupu Nanum

Sepupu Nanum

di Malaysia

di Malaysia

di Pelatihan ISO

di Pelatihan ISO

Sport News

Banner

About Me

Foto saya
Ingin senantiasa mampu mempertahankan amal soleh

Labels